
Ngawi, 28 Juli 2025 — Melalui Program I-SEE, Pemerintah Kabupaten Ngawi mengukuhkan 10 Desa Sehat Mata Inklusi dan 4 Organisasi Disabilitas tingkat desa di Notosuman Restaurant, Kecamatan Ngawi pada Kamis (24/7/2025) lalu. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mendorong keberlanjutan layanan kesehatan mata yang komprehensif dan menjangkau semua kalangan, termasuk disabilitas.

Pengukuhan ini diresmikan langsung oleh Asisten 1 Sekretaris Daerah Kabupaten Ngawi, Ir. Hadi Suroso, serta dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, perwakilan disabilitas, dan tokoh-tokoh desa. Hal ini ditandai dengan adanya penandatanganan piagam pengesahan oleh Pemkab Kabupaten Ngawi beserta pihak-pihak desa beserta organisasi disabilitas.
Sebanyak 10 desa resmi dikukuhkan sebagai Desa Sehat Mata, yaitu:
- Desa Rejuno, Kecamatan Karangjati
- Desa Tepas, Kecamatan Geneng
- Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan
- Desa Girikerto, Kecamatan Sine
- Desa Mandiro, Kecamatan Ngrambe
- Desa Girimulyo, Kecamatan Jogorogo
- Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan
- Desa Dero, Kecamatan Bringin
- Desa Sriwedari, Kecamatan Karanganyar
- Desa Kedungharjo, Kecamatan Mantingan
Selain itu, 4 Organisasi Disabilitas Tingkat Desa, yaitu:
- Desa Rejuno, Kecamatan Karangjati
- Desa Tepas, Kecamatan Geneng
- Desa Sambirejo, Kecamatan Mantingan
- Desa Mandiro, Kecamatan Ngrambe
Dalam sambutannya, Direktur Yayasan Para Mitra Indonesia, Asiah Sugianti, menyampaikan apresiasinya atas dukungan kuat Pemerintah Kabupaten Ngawi. Beliau menjelaskan bahwa program Inclusive System for Effective Eye-care (I-SEE) hadir untuk memperkuat pelayanan kesehatan mata melalui pemberdayaan dari tingkat akar rumput.
“Selama tiga tahun pelaksanaan program, Program I-SEE telah mendampingi berbagai desa agar responsif terhadap isu kesehatan mata. Sepuluh desa dan organisasi disabilitas yang dideklarasikan hari ini merupakan hasil seleksi dan pendampingan yang menunjukkan komitmen tinggi dari masing-masing wilayah,” jelas Asiah.
Tak hanya fokus pada kesehatan mata, Program I-SEE juga mendorong disabilitas untuk aktif berperan dalam pembangunan desa. Harapannya, adanya Desa Sehat Mata dan organisasi disabilitas dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk mendorong layanan kesehatan yang inklusif bagi semua, tidak ada yang tertinggalkan (no one left behind).
Sedangkan Asisten 1, Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Ngawi, Ir. Hadi Suroso menjelaskan dalam sambutannya, “Adanya deklarasi Desa Sehat Mata diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat pada gangguan penglihatan agar bisa dicegah sejak dini. Pelibatan disabilitas dalam setiap kegiatan merupakan hal yang penting, sebagai bagian integral dari masyarakat,” tegasnya.
Pengukuhan Desa Sehat Mata dan Organisasi Disabilitas ini juga dilengkapi dengan pemaparan materi dan diskusi mengenai ‘Pendanaan APBDes untuk Kesehatan Mata’ yang difasilitasi oleh Nugroho dari DMPD Kabupaten Ngawi dan Paparan Program I-SEE yang disampaikan oleh Moch. Marsudi dari Yayasan Para Mitra Indonesia. Sesi ini diharapkan menjadi momentum perwakilan dari desa-desa dan organisasi disabilitas untuk memberikan pertanyaan maupun input atas keberlanjutannya.
Oleh karena itu, kegiatan ini tidak hanya menjadi seremoni semata, tetapi juga ajang untuk memantik semangat kolaborasi demi mewujudkan pelayanan kesehatan mata yang lebih baik di Kabupaten Ngawi. Sebuah komitmen nyata untuk mendukung target pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.