
untuk Mengawali Tahapan Kebijakan
Ngawi, 10 September 2025 – Tim I-SEE Kabupaten Ngawi menyelenggarakan pertemuan tim kecil sebagai timdak lanjut dari rekomendasi diskusi publik untuk mendorong adanya kebijakan kesehatan mata di tingkat kabupaten. Pertemuan ini dilaksanakan secara hybrid, menggabungkan luring dan daring, dengan melibatkan lintas sektor pada 9 September 2025.
Secara luring, kegiatan dihadiri oleh perwakilan dari Asisten 3 Bupati Ngawi, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Bappeda, Bagian Hukum Setda Ngawi, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Diskominfo, Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI).
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari diskusi publik yang digelar pada Juni 2025, yang merekomendasikan dua hal penting: pertama, perlunya kebijakan yang mengatur tentang upaya penanganan gangguan penglihatan sebagai payung hukum untuk menjamin keberlanjutan program; kedua, perlunya wadah kolaborasi stakeholder pemerintah maupun non pemerintah agar peran masing-masing dapat diatur sesuai kapasitasnya.
“Aspek keberlanjutan menjadi penting. Pertemuan hari ini adalah langkah untuk menindaklanjuti hasil diskusi publik sebelumnya, sekaligus menginisiasi adanya wadah bagi peningkatan layanan kesehatan mata di Kabupaten Ngawi,” ujar Asiah dalam sambutannya.
Sementara itu, Asisten 3 Bupati Ngawi, Harsoyo, menegaskan pentingnya sinergi antar-OPD. “Harapan kami adalah ada perwakilan tiap OPD bisa berada dalam satu kesatuan, bukan berjalan sendiri-sendiri. Program kesehatan mata bisa diikuti bersama agar saling mengetahui progresnya. Pentingnya tim kecil ini adalah memastikan koordinasi berjalan baik dan tidak berbenturan dengan aparat penegak hukum,” tegasnya.
Salah satu agenda penting dalam pertemuan ini adalah menginisiasi Peraturan Bupati (Perbup) sebagai payung hukum untuk memperkuat pelaksanaan Program I-SEE di Kabupaten Ngawi. Dengan adanya regulasi tersebut, diharapkan progres program lebih terukur dan hasilnya jelas.

oleh dr. Mia yang dipaparkan melalui Google Meet
Melalui platform daring, peserta juga mendapatkan kesempatan berbagi pengalaman dengan DR. dr. Mirrah Samiyah, M.Kes, Ketua Komatda Kabupaten Probolinggo. Beliau yang akrab disapa dengan dr. Mia ini menjelaskan mengenai pembentukan Komite Mata Daerah (Komatda), mulai dari struktur keanggotaan, tujuan, hingga praktik baik yang telah berjalan. Sejak berdiri bersamaan dengan hadirnya Program I-SEE, Komatda Probolinggo berperan aktif meningkatkan akses kesehatan mata melalui kolaborasi dengan Dinas Kesehatan, dukungan RS, dan penguatan kader kesehatan.
Menurut dr. Mia, keberadaan kader menjadi faktor kunci. “Melalui pendekatan kader, kesadaran masyarakat meningkat signifikan. Meskipun pengurus bekerja secara sukarela, komitmen bersama ini mampu memperluas akses layanan kesehatan mata,” jelasnya. Beliau juga menekankan pentingnya inisiasi Perbup terkait gangguan penglihatan, karena regulasi tersebut mengatur kelembagaan mulai dari tingkat kabupaten hingga desa melalui pemberdayaan Desa Sehat Mata Inklusi.
Pertemuan tim kecil ini menandai langkah awal menuju penguatan kebijakan inklusif di Kabupaten Ngawi, dengan harapan dapat mencontoh praktik baik dari daerah lain sekaligus memastikan keberlanjutan layanan kesehatan mata bagi masyarakat.