Kamis, 22 Agustus 2024─ Tim I-SEE Kabupaten Magetan melakukan observasi di Posyandu Perkutut, Kelurahan Magetan. Posyandu ini merupakan salah satu contoh Integrasi Layanan Primer (ILP) diterapkan secara efektif dalam layanan kesehatan masyarakat. Posyandu ini didampingi oleh Puskesmas Candirejo dan dikelola oleh 19 kader gabungan, yang terdiri dari 10 kader Posyandu Balita dan 9 kader Posyandu Lansia. Dipimpin oleh Bapak Kusimin, Ketua Posbindu sekaligus Ketua RW 4, Posyandu Perkutut menjadi percontohan dalam layanan kesehatan berbasis komunitas.
Sistem 5 Langkah di Posyandu Perkutut
Posyandu Perkutut menerapkan sistem 5 langkah atau 5 meja, yang dimulai dari pendaftaran hingga pengambilan makanan tambahan (PMT). Sistem ini dirancang untuk memastikan setiap lansia yang datang, mendapatkan layanan yang terstruktur dan efisien. Posyandu ini melayani 4 RT di RW 4, dengan kedatangan lansia mencapai 40-50 orang setiap kali kegiatan. Namun, jumlah ini belum mencakup semua lansia di wilayah tersebut karena beberapa faktor seperti keterbatasan fisik dan kesibukan.
Home Visit: Solusi bagi Lansia yang Tidak Hadir
Untuk lansia yang tidak dapat hadir ke Posyandu, kader bersama tenaga kesehatan melakukan program kunjungan rumah atau home visit. Program ini memastikan bahwa setiap lansia tetap mendapatkan layanan kesehatan yang diperlukan, meskipun mereka tidak bisa datang ke Posyandu. Selain itu, beberapa lansia juga mengikuti Posyandu di Masjid Agung, yang diadakan oleh tiga dokter setempat sebulan sekali setelah waktu shubuh.
Pencatatan dan Pelaporan yang Efektif
Setiap kegiatan di Posyandu Perkutut dicatat dalam buku register yang dibedakan berdasarkan RT. Data ini kemudian diinput ke platform digital yang disediakan oleh Puskesmas Candirejo, untuk mempermudah pelaporan dan evaluasi. Evaluasi rutin dilakukan untuk memastikan bahwa warga yang membutuhkan rujukan atau kunjungan dapat segera ditindaklanjuti.
Pemantauan Kesehatan Mental Lansia
Posyandu Perkutut tidak hanya fokus pada kesehatan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental. Kader melakukan pendataan terhadap orang dengan gangguan kejiwaan, memastikan bahwa mereka mendapatkan perhatian yang diperlukan. Namun, Posyandu ini masih menghadapi tantangan dalam hal pemeriksaan gangguan penglihatan, karena belum ada program skrining dan pelatihan khusus untuk kader.
Kemandirian dan Gotong Royong dalam Pembiayaan
Posyandu Perkutut adalah posyandu mandiri yang dibiayai melalui gotong royong masyarakat. Pembiayaan ini mencakup pengadaan obat-obatan, makanan tambahan (PMT), serta fasilitas seperti meja, kursi, dan tikar. Ini menunjukkan betapa kuatnya keterlibatan dan dukungan masyarakat dalam menjalankan Posyandu ini.