Yayasan Para Mitra Indonesia dan CBM Global Luncurkan Program Inclusive System for Effective Eye Care (I-SEE)

Madiun – 21 Mei 2024 – Yayasan Para Mitra Indonesia, bekerja sama dengan CBM Global, resmi meluncurkan program Inclusive System for Effective Eye Care (I-SEE) di The Sun Hotel, Kota Madiun. Program ini bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan mata yang inklusif dan optimal di Indonesia, khususnya di tiga kabupaten di Jawa Timur, yaitu Madiun, Magetan, dan Ngawi.

Acara peluncuran dimulai dengan pembacaan doa dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia. Setelah itu, profil CBM Global dan Yayasan Para Mitra Indonesia diperkenalkan kepada para peserta, yang terdiri dari berbagai Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) di Kabupaten Madiun, Magetan, dan Ngawi, jurnalis, serta organisasi penyandang disabilitas (Opdis) dari Jawa Timur.

Adrian Brahma Aditya dari CBM Global menjelaskan bahwa CBM adalah organisasi pembangunan yang fokus pada peningkatan kualitas hidup dan menciptakan dunia yang inklusif. “Kami mempunyai misi untuk memutus siklus kemiskinan dan disabilitas. Program I-SEE pertama kali dilaksanakan di Bandung pada tahun 2015-2017, kemudian di Jawa Timur (Probolinggo dan Tuban) pada tahun 2018-2023, dan di NTT pada tahun 2020-2025. Keberhasilan I-SEE di Jawa Timur sebelumnya mendorong kami melanjutkan program ini di tiga kabupaten baru, yaitu Madiun, Magetan, dan Ngawi,” ujarnya.

Asiah Sugianti, Direktur Yayasan Para Mitra Indonesia, menambahkan, “Program kesehatan mata adalah tanggung jawab bersama. Angka prevalensi gangguan penglihatan di Jawa Timur mencapai 4,4%, melebihi prevalensi nasional. Kerja sama lintas instansi, seperti DPRD, Bappeda, Dinas Sosial, dan Dinas Kesehatan sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal,” jelas Asiah.

dr. Farida Cahyani, perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang membuka acara tersebut, menekankan pentingnya penglihatan dalam aktivitas sehari-hari. “Prevalensi gangguan mata di Jawa Timur tinggi, dan ini menjadi latar belakang program I-SEE. Dengan dukungan OPD terkait, kami dapat melayani masyarakat dengan lebih baik,” tuturnya.

CBM Global juga berkomitmen untuk bekerja dalam kemitraan jangka panjang dengan pemerintah, organisasi penyandang disabilitas, dan mitra pembangunan. “Kami berupaya memaksimalkan dampak melalui program berbasis komunitas dan promosi inklusi disabilitas di tingkat lokal hingga global,” kata Adrian dari CBM Global. “Kami memiliki kantor di 11 negara dan terus melanjutkan kerja di bawah CBM Internasional,” lanjutnya.

Inti acara diisi dengan pemaparan materi oleh Asiah Sugianti. Asiah menjelaskan tentang  program I-SEE yang meliputi  bagaimana mendorong penguatan sistem  layanan kesehatan mata mulai dari meningkatkan partisipasi masyarakat, meningkatkan sumber daya layanan sampai pada penguatan kebijakan dan sistem data. Program I-SEE mendapatkan dukungan dari berbagai instansi.

Kementerian Agama Madiun menanyakan manfaat yang akan diterima oleh sekolah-sekolah mereka dari program ini, sementara Kemenag Ngawi menanyakan bentuk bantuan dan aksesibilitasnya. Dinas Sosial Magetan ingin mengetahui tindak lanjut setelah pemeriksaan di masyarakat dilakukan.

Sebagai tanggapan, perwakilan Para Mitra menyatakan bahwa akan ada pelatihan bagi guru tingkat SD/MI di setiap kabupaten. “Temuan dari skrining akan dirujuk ke puskesmas hingga rumah sakit,” jelas mereka. Vivian Kameloh dari CBM Global menambahkan bahwa dukungan untuk operasi katarak juga akan dibahas lebih lanjut dengan pemerintah daerah.

Dalam kesempatan tersebut, Vivian juga menegaskan bahwa tujuan program ini adalah mendukung program pemerintah dalam penanggulangan kesehatan mata. “Kami akan berdiskusi dengan OPD terkait pembiayaan dan pengadaan barang. Tahun pertama, CBM akan memberikan dukungan berupa katarak set. Tahun berikutnya, diharapkan masuk dalam anggaran pemerintah,” tutupnya.

Sesi tanya jawab mengungkapkan berbagai masalah kesehatan mata yang dihadapi masyarakat, termasuk informasi terkait pengobatan. Anggota Pertuni Jatim, Pungki Wardani, berbagi pengalaman buruknya. “Dengan adanya program I-SEE, diharapkan dapat memberikan informasi yang benar terkait pengobatan dan rujukan,” ungkapnya.

Program I-SEE tidak hanya bertujuan untuk memberikan layanan kesehatan mata tetapi juga untuk membangun sistem yang berkelanjutan dan inklusif. “Kami berharap dengan dukungan semua pihak, program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat,” tutup Asiah Sugianti.

Dengan diluncurkannya program I-SEE, diharapkan layanan kesehatan mata di Jawa Timur akan semakin optimal dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

Pos dibuat 18

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas
id_IDIndonesian