Kesehatan mata adalah aspek penting dalam kehidupan sehari-hari yang sering kali diabaikan. Banyak orang yang menganggap sepele gangguan penglihatan hingga akhirnya mereka mengalami masalah serius. Namun, di Kabupaten Ngawi, sebuah inisiatif baru sedang digulirkan untuk menangani masalah ini dengan serius.
Pada tanggal 24 Juni 2024, peluncuran Program I-SEE diadakan di Gedung Kesenian Kabupaten Ngawi. Asiah Sugianti selaku Direktur Yayasan Para Mitra Indonesia, mengumumkan bahwa Yayasan Para Mitra telah menandatangani kontrak dengan CBM Global pada 15 April 2024. Program ini melibatkan tiga kabupaten, yaitu Madiun, Ngawi, dan Magetan.
Dalam program ini, setiap enam bulan sekali, para stakeholder akan diundang untuk mengetahui perkembangan program. “Kami ingin semua pihak terlibat dan memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang kami lakukan,” ujar Asiah. Program ini bertujuan untuk memperkuat sistem kesehatan mata yang komprehensif dan inklusif, serta mengajak teman-teman dari komunitas difabel untuk berpartisipasi aktif.
Fokus pada Kabupaten Ngawi: Kesehatan Mata dan Peran Stakeholder
Kabupaten Ngawi menjadi salah satu fokus utama dalam Program I-SEE. Menurut dr. Yudono M. M. Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, kondisi gangguan penglihatan di kabupaten ini cukup banyak, termasuk kasus katarak yang belum tertangani dengan baik. Rencana kerja program ini mencakup deteksi dini gangguan penglihatan oleh kader yang akan menskrining masyarakat, guru yang akan menskrining siswa, hingga mendapatkan pengobatan di tingkatan rumah sakit.
Berdasarkan Panduan dari Permenkes No.82 Tahun 2020 tentang gangguan penglihatan dan pendengaran, program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kader dalam deteksi dini gangguan penglihatan dan berharap para guru dapat mendeteksi gangguan penglihatan pada siswa sejak dini.
Menurunkan Angka Gangguan Penglihatan di Ngawi
Program I-SEE bertujuan menurunkan angka gangguan penglihatan di Kabupaten Ngawi sebanyak 25% sesuai dengan Permenkes No.82 Tahun 2020. Program ini sejalan dengan strategi pemerintah yang meliputi penguatan advokasi dan koordinasi, serta membangun komunikasi dari tingkatan RT hingga kabupaten.
Ada beberapa alasan pemilihan Kabupaten Ngawi untuk Program I-SEE:
- Adanya rasio satu puskesmas per kecamatan.
- Angka kepesertaan JKN di Ngawi tinggi.
- Terdapat lima SPM pada tiga rumah sakit.
- Tingkat aktivitas pos kesehatan tinggi sebesar 90%.
- Dukungan pemerintah yang kuat.
- Kasus katarak 326 orang, namun yang dirujuk ke rumah sakit baru 131 orang.
Dalam tiga tahun ke depan, ada empat hal yang harus dicapai:
- Masyarakat terlibat aktif dalam pencegahan gangguan penglihatan. Kegiatan edukasi di posyandu lansia, pelatihan kader dan guru, serta adanya desa sehat mata yang didukung oleh kebijakan desa.
- Peningkatan layanan kesehatan mata. Termasuk pembiayaan untuk kesehatan mata, pelatihan perawat, dokter umum puskesmas, dan SPM terkait low vision.
- Kebijakan pemerintah daerah yang mendukung layanan kesehatan mata. Adanya komite mata daerah dengan keterwakilan dari pemangku kepentingan dan kebijakan dari desa untuk kesehatan mata, serta pelatihan jurnalis untuk mensosialisasikan penulisan berita yang melibatkan disabilitas.
- Manajemen proyek yang efektif.
Penguatan Layanan Kesehatan Mata di Ngawi
Program I-SEE di Kabupaten Ngawi, Magetan, dan Madiun merupakan replikasi dari pilot project yang sukses di Tuban dan Probolinggo. Skema penerapan program ini disesuaikan dengan kondisi di masing-masing kabupaten berdasarkan asesmen awal. CBM Global secara nasional telah menandatangani MOU dengan Kementerian Sosial karena fokusnya pada permasalahan-permasalahan difabel. Di tingkat kabupaten, program ini akan dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan dan didukung oleh dinas sosial, pendidikan, dan Kementerian Agama.
Pelatihan kesehatan mata akan diberikan kepada tenaga kesehatan di puskesmas, kader desa, dan guru sekolah. Peran stakeholder sangat penting dalam pelaksanaan program ini sesuai dengan dinas masing-masing. Program I-SEE bertujuan untuk memperkuat sistem yang sudah ada di pemerintah atau Dinas Kesehatan.
Peran Juru Bahasa Isyarat dalam Program I-SEE
Faizal C.M dari SLB Ngawi menjelaskan pentingnya Juru Bahasa Isyarat (JBI) dalam membantu komunikasi dengan teman-teman disabilitas bisu tuli. “JBI berada di depan menghadap undangan, memastikan semua bisa terlibat dalam forum,” kata Faizal. Ini adalah salah satu tindakan inklusi yang sangat penting dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam Program I-SEE.
Marsudi, Project Manager Program I-SEE, menambahkan bahwa program ini bertujuan untuk memperkuat sistem yang ada dengan bekerja sama dengan pemangku kepentingan di Kabupaten Ngawi. Program ini juga bertujuan meningkatkan akses ke layanan kesehatan yang inklusif dan komprehensif, membangun rujukan yang berjenjang dari kader atau guru hingga layanan kesehatan dan rehabilitasi sosial yang tersistem.
Efektivitas dan Harapan dari Program I-SEE
Program I-SEE di Kabupaten Ngawi diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan menurunkan angka gangguan penglihatan. “Ketika angka penglihatan menurun, kesejahteraan ekonomi masyarakat Kab. Ngawi secara otomatis akan meningkat,” ujar dr. Retno Dewi Sulistiorini, Magister Manajemen Sumber Daya Manusia dan Konsultan Manajemen Kesehatan.
Pelatihan dan fasilitasi rumah sakit yang membutuhkan alat untuk operasi katarak akan terus diupayakan. Data yang dipaparkan dari Kabupaten Ngawi diharapkan memiliki sistem pencatatan yang baik. Pelatihan OPDs, mobilitas, dan komunikasi dengan disabilitas juga menjadi fokus utama.
Pada akhirnya, harapan besar dari Program I-SEE adalah agar masyarakat dan pemangku kepentingan dapat bekerja sama dengan baik dan program ini memberikan manfaat nyata bagi Kabupaten Ngawi. “Program ini bukan hanya tentang kesehatan mata, tetapi juga tentang inklusi, partisipasi, dan kesejahteraan bersama,” tutup Marsudi.
Program I-SEE yang diluncurkan oleh Yayasan Para Mitra Indonesia dan CBM Global di Kabupaten Ngawi membawa harapan baru bagi kesehatan mata dan keterlibatan komunitas difabel. Dengan dukungan penuh dari berbagai pemangku kepentingan, pelatihan yang komprehensif, dan rencana kerja yang jelas, program ini berpotensi besar untuk mengubah wajah pelayanan kesehatan mata di Ngawi.
Dengan visi yang inklusif dan berkelanjutan, Program I-SEE tidak hanya akan membantu mengurangi angka gangguan penglihatan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan ekonomi masyarakat Ngawi. Mari kita dukung dan lihat bersama bagaimana program ini membawa perubahan positif di masa depan.